Pages

Sabtu, 30 Oktober 2004

34/WRS/04/GBS

Hai hai ..
Let me introduce my self.
I'm sherry. :)

Sekarang saya sudah berstatus sebagai seorang mahasiswi di salah satu universitas negeri di Indonesia. Tapi kali ini saya tidak akan membahas mengenai kemahasiswian saya, tetapi saya akan menceritakan mengenai salah satu kegiatan yang saya ikuti di Universitas ini. Walaupun saya seorang wanita, tapi saya adalah seorang pecinta adventure. Saya sangat menyukai hal-hal baru mengenai petualangan. Akhirnya saya memutuskan untuk mendaftar sebagai anggota dari satu organisasi Mahasiswa Pencinta Alam Wahana Rimba Sriwijaya (MaPaLa WARIS). Mapala Waris ini adalah salah satu dari sembilan Mapala yang ada di Universitas Sriwijaya.
Tahukah kalian betapa senangnya saya ketika mengambil formulir di sekretariat mapala tersebut. Rasa deg-degan pun ikut menemani ku pada saat mengisi formulir pendaftaran. Saat itu saya ditemani oleh teman saya yang bernama Novita yang bermaksud mendaftarkan dirinya juga. Akhirnya proses pendaftaran selesai. Kami pun diberkan jadwal mengenai pendidikan dan latihan dasar (diklatsar) yang akan dilaksanakan, yang merupakan syarat mutlak untuk menjadi anggota. Ternyata ada tiga proses dari diklatsar tersebut. Yaitu terdiri dari penyampaian materi yang dilakukan di kampus, yang kedua adalah diklatsar di lapangan (masih di lokasi kampus) dan yang terakhir ialah pengujian dari hasil diklatsar pertama dan kedua. Diklatsar yang terakhir ini dilaksanakan di salah satu bukit di daerah Sumatera Selatan yaitu Bukit Serelo. 
Proses diklatsar pertama dan kedua lumayan berjalan lancar. Fisik dan mental kami sangat dilatih dan diuji disini. Begitu terasa dimana team work benar-benar diperlukan dalam keadaan seperti ini. Emosi juga harus terkontrol dengan sangat baik, fisik juga tidak boleh sakit dan yang terakhir adalah ilmu yang diberikan oleh para senior harus diserap agar semua halangan dan rintangan dalam diklatsar terakhir dapat dilalui dengan baik.
Dari diklatsar ini banyak sekali terjadi hal-hal yang sebelumnya tidak pernah saya lakukan. Walaupun dari sekolah dasar dahulu saya sudah aktif dalam kegiatan pramuka, tetapi masih ada saja hal-hal menarik lainnya tentang mempelajari alam yang saya baru saya dapat sekarang. Salah satu contohnya yaitu saya dan teman-teman harus berjalan menyelusuri rel kereta api sejauh ± 32 Km. Bayangkan, 32 km ditempuh dengan berjalan kaki dan diterpa terik matahari tanpa bisa berteduh di pohon-pohon karena jalur kereta api tidak dikelilingi oleh pohon apapun. :( Dari stasiun kereta api di kota Palembang, kami start dari pukul 09 pagi, dan tiba di tempat tujuan pada pukul 23.30 malam. Sangat lelah, tetapi paling tidak perjalanan ini merupakan kegiatan terakhir pada diklatsar tahap 2. Tinggal satu tahap lagi yang harus dilewati untuk menjadi seorang anggota Mapala Waris. Semangat !!!!
Di hari yang ditentukan, saya dan anggota diklatsar lainnya beserta para senior melakukan perjalanan menggunakan bus menuju ke Bukit yang digunakan untuk proses diklatsar tahap akhir. Rasa penasaran dan sedikit takut tak juga hilang selama perjalanan. Hal-hal apa lagi yang harus terjadi di hutan yang belum pernah saya jamah itu. Sebelum tiba di tempat tujuan, saya bisa melihat Bukit Serelo dari kejauhan. Ternyata puncak bukit ini berbentuk seperti jari telunjuk, sehingga masyarakat sering menyebutnya bukit tunjuk. Saya yang tertidur tiba-tiba dibangunkan oleh teman yang duduk di sebelah saya. Ternyata bus yang kami tumpangi sudah berhenti di tempat tujuan kami. Kami beristirahat di salah satu pondok d pinggir jalan. Ternyata untuk menuju ke kaki bukit, kami memerlukan kendaraan. Biasanya ada mobil yang bisa ditumpangi dengan harga murah. Tak lama menunggu, salah satu senior saya sudah memberi kode agar kami segera menuju ke mobil yang siap untuk mengantar kami. Wah, ternyata bukan seperti mobil yang saya harapkan. Mobil yang kami tumpangi ini adalah mobil angkutan daerah yang biasanya dipergunakan untuk membawa sayur-sayurandi atapnya. Jadi, karena kami menumpang, maka status kami saat itu sama dengan sayuran yang ada. Kami harus duduk beramai-ramai di atas atap mobil. Karena beramai-ramai, suasana yang tercipta begitu menggembirakan. Akhirnya setelah mendaki jalan yang berkelok-kelok sampailah kami di pintu rimba bukit yang akan kami daki. Belum mendaki badan saya sudah terasa pegel-pegal semua. Semua berkumpul, dan pendakian pun dimulai. Track yang awalnya sedikit landai mulai terasa terjal yang membuat kaki saya terasa sangat pegal. Tapi saya harus kuat, lagipula fisik saya sudah ditempa pada saat diklatsar proses ke dua. Di saat-saat seperti ini barulah saya menyadari pentingnya diklatsar tahap kedua kemarin dimana fisik saya benar-benar dilatih untuk hal-hal berat. Karena saya belum pernah ke tempat ini, perjalanan pun terasa lebih lama. Tapi akhirnya para senior memerintahkan agar kami berhenti. Kami diberi penjelasan mengenai lokasi dan apa saja kegiatan yang akan kami lakukan. Ya, banyak hal yang kami lakukan disini. Semuanya berhubungan dengan diklatsar tahap awal dimana kami diberi berbagai pengetahuan. Disinilah saat mengimplementasikan pengetahuan tersebut. Untung saja saya masih ingat cara menggunakan kompas, mengukur titik ordinat, mencari dan menemukan objek, dll. Disini saya juga bisa langsung mempraktekkan satu hal yang ingin saya coba yaitu rock climbing dimana saya bisa langsung merasakan bagaimana memanjat di dinding yang berasal dari alam. Ternyata poan ma ini lebih sulit digapai daripada poin yang ada di papan buatan manusia. Karena melakukan explorasi di alam bebas, maka saya dan teman-teman tak luput dari kecelakaan-kecelakaan kecil. Pada diklatsar tahap akhir ini saya beberapa kali terjatuh, merasa ketakutan saat sendirian di tengah hutan yang gelap dan sangat bahagia saat berhasi membuat api unggun agar saya tidak merasa kedinginan. Semua perasaan bercampur menjadi satu saat di pagi hari yang indah, saya dan keempat teman saya akhirnya dilantik di pelataran puncak bukit sebaga anggota di organisasi Mahasiswa Pecinta Alama Wahana Rimba Sriwijaya. Para senior pun mulai melingkarkan slayer berwarna biru di leher kami satu per satu. Lagu Indonesia Raya kami nyanyikan dengan penuh khidmat. Yah, akhirnya mulai hari ini saya mendapatkan beberapa hal baru. Saya sudah resmi menjadi anggota di organisasi ini, mendapat keluarga baru dan pastinya saya mendapatkan nomor anggota yaitu 34/WRS/04/GBS.

Petualangan lainnya berawal dari sini.. :)

Jumat, 09 Januari 2004

N.E.W.B.I.E

Mencoba memulai sesuatu yang baru dengan membagi apa yang saya lihat, dengar, rasakan dan alami.
Semua hal dimulai dari NOL.
Dengan hobby berpetualang, mungkin pengalaman dalam hidup yang berjuta warna dapat di "kotakkan" melalui mata hati yang suci.
Let's BEGIN. :)