Pages

Senin, 07 Januari 2013

Mengapa bisa banjir?

Semua orang di negeri ini selalu mengeluhkan kejadian satu ini. Mungkin hanya anak-anak kecil yang menikmati kejadian alam yang bisa mereka jadikan satu kesempatan untuk berenang bersama dengan teman-teman sebayanya. Tidak sedikit yang dirugikan apabila banjir terjadi. Banjir menyebabkan manusia banyak mengalami kerugian dari materi sampai kehilangan nyawa.


Banyak juga penyakit yang mewabah karena banjir ini. Dari iritasi kulit, infeksi saluran pernafasan, dan sebagainya. Semua orang juga sadar akan efek negatif banjir ini, tetapi tidak semua orang sadar bahwa salah satu penyebab terjadinya banjir berasal dari diri mereka sendiri.

Salah satu contoh konkret yaitu masih banyak manusia yang belum mempunyai kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya. Banyak orang yang dengan ringannya membuang sampah sembarangan. Banyak kita temui sampah-sampah dari yang berukuran kecil, sampai yang berukuran besar tergeletak di jalanan, trotoar, parit, di tempat-tempat umum, dan dimanapun mata memandang.

Pengalaman pribadi saat mencegah salah satu teman yang akan membuang kemasan plastik permen ke jalan melalui jendela mobil, saya mengatakan bahwa hal kecil seperti itu yang bisa menyebabkan banjir yang besar. Jawaban yang saya terima cukup membuat saya menggelengkan kepala. Si teman menjawab dengan santai "toh bukan cuma saya yang membuang sampah sembarangan, jadi kalaupun saya kali ini tidak jadi membuang sampah ini ke jalan, kalau hujan tetap akan banjir kan? Masih banyak sampah lainnyakan?". Miris memang, tapi itulah kenyataannya, banyak orang yang mempunyai mind set yang sama dengan teman saya ini.

Kapan Indonesia yang kita cintai ini akan bebas dari banjir apabila masih banyak orang yang berfikir sama seperti itu? Padahal banyak warga kita yang ketika berkunjung ke negara yang menomorsatukan kebersihan dan mereka bisa mengikuti rule yang ada di negara itu. Mereka bisa tidak membuang sampah sembarangan. Mungkin karena mereka takut membayar denda yang pastinya tinggi untuk kesalahan "membuang sampah sembarangan". Tetapi mengapa perlakuan itu tidak mereka lakukan ketika berada di negara sendiri. Apakah pemerintah juga bertanggungjawab atas tidak tumbuhnya kesadaran itu? Sebetulnya semua bisa dibuat menjadi mudah, sadarkanlah diri masing-masing akan kebiasaan membuang sampah pada tempatnya. Banyak hal positif yang bisa kita peroleh dari kebiasaan baik itu.

5 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Sulit che klo mengubah suatu yang sudah menjadi budaya :D
    di Jepang aja butuh 40 tahun untuk membudayakan cucitangan pake sabun sebelum makan, apa lagi di negara kita. :D

    Yang penting mulai dari diri kita sendiri dan kelak kita bisa tularkan ke anak & cucu kita tentang budaya membuang sampah pada tempatnya..haha

    eh btw met ultah ya che, maaf gak bisa ngasih apa2 cuma bisa kasih komen di blog kamu..haha :))

    BalasHapus
  3. Iya memang. sangat sulit untuk mengubah suatu kebiasaan, semuanya harus dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu. Tetapi mungkin bisa dibantu dengan adanya sanksi2 yang menunjang pembiasaan tersebut berjalan lebih cepat dan terarah. :)
    Anyway, makasih atas ucapan dan comment nya :D

    BalasHapus
  4. mulai membiasakan menjadikan kantong/saku celana sebagai tempat sampah sementara sampai menemukan tempat untuk membuang sampah...

    itu selalu saya tanamin dalam diri sendiri. belum mampu untuk mengubah orang lain, setidaknya mulai dari diri sendiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup, che jg pernah gitu. Kantong celana dan tas dulu sering berisi bungkus permen :D

      Hapus